Assalamualaikum dan salam Aidilfitri 1431 1Dunia, alhamdulillah tahun ini tahun pertama berhari raya bersama mertua dan tahun kedua menyambut Aidilfitri bersama keluarga setelah berada di perantauan kembara di negara orang untuk beberapa tahun. Kerana itu aku selalu dapat merasai luahan tersembunyi di hati kak jie yang berjauhan dengan suami. Di saat lebaran adalah saat yang paling memilukan apabila berjauhan dengan keluarga terutama apabila mendengar takbir hari raya. Ada ketikanya sengaja aku mengelak untuk mendengar takbir hari raya dan melalui kehidupan seperti tiada apa yang berlaku.
Isteri dan anak-anak gembira dalam kekosongan bersama keluarga ketika aku tiada di sisi jauh beribu batu di perantauan. Pada mulanya kami sering juga bervideo cam tetapi aku tak boleh tahan bila anak bungsu aku selalu cakap kepada sepupunya ketika bervideo cam “ini ayah kita tau, ini ayah kita tau” ada kerinduan yang amat sangat dalam kata-katanya. Itulah bijak pandai ada berkata “kita hanya menghargai sihat bila kita sakit” begitu juga “kita hanya dapat menghargai kasih sayang apabila berjauhan”. Nasihat kepada para suami kasih dan sayangilah keluarga anda kerana itu adalah amanah dari Allah swt. Keluarga adalah pintu untuk ke syurga sebagaimana ibubapa juga pintu ke syurga kepada anak-anak. Lupakan kerja yang tidak pernah akan habis untuk 2-3 hari. Ketika itu baru aku tahu sentuhan lagu “Dendang Perantau” dan “Dari jauh ku pohon maaf”. Dalam kejauhan baru aku rasakan bahawa duit bukan segalanya untuk berjaya dunia dan akhirat.
Untuk semua pengunjung setia blog denaihati dari Malaysia, Indonesia, Singapore, Brunei dan 1Dunia serta teman-teman Malaysia di perantauan aku menghulur sepuluh jari memohon maaf sekira ada tulisan, tweet dan share aku yang menguris hati dan meresahkan jiwa. Aku cuba sedaya upaya untuk memberi apa yang terbaik.
Salam AidilFitri dari jauh ku pohon maaf zahir batin berhati-hati di jalan raya.
[ad#Mangga 300]
110 Comments
walaupun terlambat saya nak ucapkan samat hari raya wat denaihati 🙂
Curahan rasa Faridzuan @ ..Perancangan 2011!
Sebuah kata yang tak sedikit orang mengucapkan tapi tak semudah kata ini di ucapkan.
coba sahabat bayangkan jika setiap orang mudah untuk memaafkan pasti tak akan ada rasa benci,sakit hati,permusuhan, amarah dan dendam dalam diri setiap manusia.sayangnya hanya sebagian kecil dari kita yang dapat mengamalkannya karena memaafkan bukanlah hal yang mudah semudah kita mengucapkan kata maaf sebatas kerongkongan.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Hari Aids Sedunia 2010
lebih dari itu maaf membutuhkan rasa ikhlas yang tulus dalam hati yang tidak bisa di miliki oleh orang berhati keras.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Hari Aids Sedunia 2010
Padahal jika kita mengetahui ternyata kekuatan maaf sangatlah dasyat.maaf dapat merubah rasa benci menjadi cinta,rasa marah menjadi sayang,rasa permusuhan menjadi perdamaian dan banyak hal positif yang kita dapatkan dengan menebarkan kata maaf secara ikhlas.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Hari Aids Sedunia 2010
kekuatan maaf tak memandang siapa yang mengucapkan,bagaimana riwayat hidupnya,penjahatkah,pemuka agamakah,orang miskinkah,orang kayakah, tapi ketulusan dalam hatilah yang membuat kata maaf mampu menghapuskan segala sifat benci, sakit hati,marah,dendam,permusuhan dan sifat negatif lainnya dalam diri kita.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Hari Aids Sedunia 2010
Aku juga bukanlah orang yang sempurna yang tidak pernah berbuat salah.aku juga tidak menyalahkan kehadiran sifat marah,benci,dendam yang ada pada diriku karena dengannya aku dapat merasakan dasyatnya energi maaf yang pernah ku rasakan ini.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Hari Aids Sedunia 2010
Jika kita terus menerus mengikuti ego kita yang benar-benar egois ini, Sampai kapanpun, yakin dan pasti sebuah kata maaf tidak akan terucap dari mulut ini.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Hari Aids Sedunia 2010
Karena Ramadhan sudah usai maka keniaksiatan kembali ramai-ramai
digalakkan.Ringkasnya kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang shaleh mustman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrahan dan nilai ketaqwaan.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Abdur Rahman Al Midani dalam bukunya Ash-Shiyam Wa Ramadhân Fil Kitab Was Sunnah (Damaskus), menjelaskan beberapa etika merayakan Idul Fitri. Di antaranya disana tertulis bahwa untuk merayakan Idul Fitri umat Islam perlu makan secukupnya sebelum berangkat ke tempat shalat Id, memakai pakaian yang paling bagus, saling mengucapkan selamat dan doa semoga Alloh SWT menerima puasanya, dan memperbanyak bacaan takbir. Fitri atau fitrah dalam bahasa Arab berasal dari kata fathara
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
yang berarti membedah atau membelah, bila dihubungkan dengan puasa maka ia mengandung makna `berbuka puasa’ (ifthaar). Kembali kepada fitrah ada kalanya ditafsirkan kembali kepada keadaan normal, kehidupan manusia yang memenuhi kehidupan jasmani dan ruhaninya secara seimbang. Sementara kata fithrah sendiri bermakna `yang mula-mula diciptakan Alloh SWT`
.
Adalah kesalahan besar apabila Idul Firi dimaknai dengan `Perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum` sehingga tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari yang biasa dianggap sebagai `kemenangan’. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi momen sangat penting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan.
Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka dan cita, tak berbeda yang rajin puasanya maupun yang hanya alakadarnya. Kita akan saling bersalaman dan mengucapkan minal `a’idin wal fa’izin. Apa artinya? Ketika kita bertanya pada orang yang mengucapkannya, apa artinya minal `a’idin wal fai’izin? kebanyakan orang menjawab, “Mohon maaf lahir batin…”. Demikianlah memang anggapan kita pada umumnya atas kalimat itu. Padahal itu tidak benar. Kalimat minal `a’idin adalah kependekan dari do’a Allohumma ‘ij`alna minal `a’idin waj`alna minal fa’izin, artinya, Ya Alloh setelah berpuasa ini, jadikanlah kami termasuk orang yang bisa kembali (ke fitrah kami) dan sukses.
Sejak Idul Fitri resmi jadi hari raya nasional umat Islam, tepatnya pada tahun ke-2 Hijriah, kita disunahkan untuk merayakannya sebagai ungkapan syukur atas kemenangan jihad akbar melawan nafsu duniawi selama Ramadhan. Tapi Islam tak menghendaki perayaan simbolik, bermewah-mewah. Apalagi sambil memaksakan diri.
Islam menganjurkan perayaan ini dengan kontemplasi dan tafakur tentang perbuatan kita selama ini.
Merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alloh SWT.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis menahan lapar. Maka bersyukurlah kita dengan tidak bermewah-mewah
ketika Idul Fitri.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Dosa kepada Allah terhapus dengan jalan bertaubat dan dosa kepada sesama manusia dapat terhapus dengan silaturrahim.
Idul Fitri atau kembali ke fitrah akan sempurna tatkala terhapusnya dosa kita kepada Allah diikuti dengan terhapusnya dosa kita kepada sesama manusia. Terhapusnya dosa kepada sesama manusia dengan jalan kita memohon maaf dan memaafkan orang lain.
(Dari al-Hasan bin Ali dan Muhammad bin al-Mutawakkil keduanya dari Abd al-Razaq dari al-Ma’mar dari al-Hasan dan Malik bin Anas dari al-Zuhri dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW senang melaksanakan Qiyam Ramadhan (Tarawih) meskipun tidak mewajibkannya. Kemudian bersabda : ”Barangsiapa melaksanakan Qiyam ramadhan (tarawih) karena Allah dan mencari pahala dari Allah akan diampuni dosanya yang telah lalu”. Kemudian Rasulullah wafat, sedang masalah Qiyam Ramadhan tetap seperti sediakala pada pemerintahan Sayyidina Abu Bakar.ra dan pada awal pemerintahan Sayyidina Umar bin Khattab.ra).
(Dari Muhammad bin Salam dari Muhammad bin Faudhail dari Yahya bin Sa’id dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan kepercayaan bahwa perintah puasa itu dari Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya”).
Dosa merupakan catatan keburukan di sisi Allah yang telah dilakukan oleh setiap manusia karena mereka tidak menjalankan perintah atau karena mereka melanggar larangan Allah dan RasulNya.
Ketika mendengar kata Idul Fitri, tentu dalam benak setiap orang yang ada adalah kebahagiaan dan kemenangan. Dimana pada hari itu, semua manusia merasa gembira dan senang karena telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Dalam Idul Fitri juga ditandai dengan adanya ”mudik (pulang kampung)” yang notabene hanya ada di Indonesia.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Selain itu, hari raya Idul Fitri juga kerap ditandai dengan hampir 90% mereka memakai sesuatu yang baru, mulai dari pakaian baru, sepatu baru, sepeda baru, mobil baru, atau bahkan istri baru (bagi yang baru menikah tentunya…). Maklum saja karena perputaran uang terbesar ada pada saat Lebaran. Kalau sudah demikian, bagaimana sebenarnya makna dari Idul Fitri itu sendiri. Apakah Idul Fitri cukup ditandai dengan sesuatu yang baru, atau dengan mudik untuk bersilaturrahim kepada sanak saudara dan kerabat?.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Idul Fitri, ya suatu hari raya yang dirayakan setelah umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh. Dinamakan Idul Fitri karena manusia pada hari itu laksana seorang bayi yang baru keluar dari dalam kandungan yang tidak mempunyai dosa dan salah.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (awal kejadian). Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali pada fitrah. Di mana pada awal kejadian, semua manusia dalam keadaan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..Metrotik Launching
Dalam istilah sekarang ini dikenal dengan ”Perjanjian Primordial” sebuah perjanjian antara manusia dengan Allah yang berisi pengakuan ke Tuhan-nan.
Seiring dengan perkembangan itu sendiri, banyak di antara manusia dalam perjalanan hidupnya yang melupakan Allah serta telah melakukan dosa dan salah kepada Allah dan kepada sesama manusia. Untuk itu, memahami kembali makna Idul Fitri (kembali ke fitrah) dengan membangun kembali pengabdian hanya kepada Allah adalah sebuah keharusan sehingga kita semua dapat menjadi hamba-hamba muttaqin dan hamba yang tidak mempunyai dosa.
Perayaan Idul Fitri juga menawarkan ritulitas yang sarat dengan persamaan. Jika kita renungi, ternyata setiap orang mempunyai hak untuk bergembira dan bersuka cita dengan lebaran ini. Disunnahkan untuk berkumpul di tempat tertentu untuk menggemakan takbir, tahmid dan tahlil.
Kalimat-kalimat yang melambangkan keinginan untuk membebaskan manusia dari segenap penuhanan dan dari semua perbudakan. Adanya keinginan agar manusia tidak mempertuhanklan selain Allah. Dan keinginan membebaskan umat manusia dari segala jenis perbudakan.
Tidak seorang pun yang boleh menjadi Tuhan bagi orang lain. Pengabdian tertinggi dan tertulus, hanya pada-Nya. Ini adalah pernyataan tentang hak-hak yang mendasar bagi setiap manusia.
Seremoni Halalbihalal meskipun bukan merupakan merupakan ritual yang diperintahkan secara langsung, tetapi ia telah menjadi budaya simbolik untuk saling maaf-memaafkan.
Simbolisme adalah pertanda bahwa syari’at juga tetap diperlukan, karena di dunia yang nir-syariat maka chaos adalah keniscayaan. Pernyataan ini adalah pertanda bagi diperlukannya yang namanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Bahwa kita punya banyak hak, tetapi diantara memiliki hak tersebut, juga ada rambu-rambu yang harus saling kita sepakati untuk tidak kita langgar.
Di bulan itu juga ada kaidah untuk mendoakan kebaikan bagi seluruh umat Islam.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..82 tahun SUMPAH PEMUDA
Ribuan permohonan maaf telah diucapkan. Serangkaian ‘ritualitas’ yang dibangun dari seremoni Idul Fitri yang dirangkai dari bulan Ramadhan, kini masih dilanjutkan . dengan Halalbihalal.
Cukupkah ini untuk membawa dan mengawal rasa-rasa fitrawiah dalam diri manusia pada kesadaran sebelas bulan ke depan ?.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..82 tahun SUMPAH PEMUDA
Tentu tidak ada jaminan. Tergantung permenungan atas segala ibadah yang telah dilakukan.
Permenungan yang mengantar mendapatkan hakikat puasa. Dan bukan sekedar lapar dan dahaga.
Permenungan yang membawa kefitrahan di awal Syawal dan bukan sekedar pameran busana baru.
Permenungan yang mengantarkan untuk memahami dan memafkan orang lain.
Dan bukan sekedar kiriman parsel, kartu lebaran atau jabat tangan, yang kadang dalam bentuk teramat artifisial.
Ramadhan menawarkan puasa yang merupakan latihan pemahaman nilai kemanusiaan. Puasa memberikan gambaran bahwa kepemilikan kita adalah kepemilikan yang dibatasi dan bukan kepemilikan mutlak. Puasa merupakan pernyataan ‘pembatasan’ penggunaan terhadap kepemilikan sesuatu yang halal. Bukan karena kita memiliki harta dan kekuasaan maka kita dapat menggunakan semua hal tersebut secara kelewat batas. Karena dalam wacana Islam, harta hanya merupakan titipan dan bukan untuk diprivatisasi.
Curahan rasa Bang Iwan @ ..82 tahun SUMPAH PEMUDA
Comments are closed.