“Dah berkurun aku berdoa, tapi Allah tak makbulkan pun doa aku.”

Spread the love

Assalammulaikum dan salam sejahtera

Secara umumnya, kita semua mengetahui bahawa manusia diciptakan daripada setitis air mani yang kotor. Itulah yang dikatakan tarafnya seorang hamba yang hina dan tiada apa-apa di sisi Allah.

Namun, walau ia nampak jijik dan kotor, Allah terus mengangkat darjat kita sebagai hamba sewaktu menciptakan manusia pertama yakni Nabi Adam. Allah menempatkan Nabi Adam di singgahsana yang paling mulia iaitu di syurgaNya.

Walaupun pada mulanya malaikat membantah dengan idea untuk menciptakan manusia, tetapi atas rahmat dan kasih sayang Allah yang tiada tara, Allah berpegang teguh untuk menciptakan manusia, seraya berkata kepada malaikat,

“Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Surah al-Baqarah 2:50)

Selepas terciptanya Nabi Adam, Allah memerintahkan kesemua makhluk untuk bersujud kepada Nabi Adam sebagai tanda penghormatan dan memuliakan.

Kesemua makhluk sujud kecuali iblis. Fitrahnya sikap iblis yang sentiasa membantah, melakukan perkara yang mungkar, melanggar suruhan Allah dan yang paling utama bersungguh-sungguh iblis meminta kepada ALLAH untuk terus menyesatkan manusia sehingga hari kiamat, di dalam surah al-Hijr dan surah Sad,

Ya Tuhanku(kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan,”

Walaupun seburuk-buruk sifat sang iblis, ada perasaan kagum dan pengajaran yang perlu kita lihat dan ambil di sebalik doa yang dituturkan oleh iblis.

Iblis berdoa dan meminta pada ALLAH SWT supaya diberi penangguhan waktu untuk menyesatkan anak Adam sehingga hari kebangkitan. Bukankah berdoa dan memohon sesuatu itu selayaknya buat kita manusia yang bertaraf hamba?

Jika kita sebagai manusia masih lagi sombong dan bersikap sambil lewa dalam berdoa, jadi siapa yang lebih baik perbuatannya, kita atau iblis?

Usai solat terus melipat sejadah dan mengerjakan urusan yang lain tanpa sempat berdoa. Melihat hidangan tersedia untuk dimakan, terus menyuap masuk ke dalam mulut tanpa sempat untuk berdoa.

Atau yang lebih memudaratkan lagi apabila kita langsung tiada hati untuk berdoa dan meminta pada Allah.

Saidina Umar Ibn Al-Khattab pernah berkata: 

“Aku tidak pernah mengkhuatirkan atau risau apakah doaku akan dimakbulkan oleh Allah atau tidak, kerana setiap kali Allah mengilhamkan hambaNya untuk berdoa, maka Dia sedang berkehendak untuk memberi karunia. Yang aku khawatirkan adalah jika aku tidak berdoa lagi.”

Ini adalah perkara yang paling kita risaukan jika kita tiada lagi hati dan perasaan untuk berdoa.

Cuba kita lihat, iblis sendiri sudah pun mengetahui kedudukannya kelak di dalam neraka, tetapi masih mahu meminta kepada Allah.

Berdoalah kepada Allah dengan sepenuh hati kerana setiap doa yang dititipakan Allah dengar.

Perkataan “Ya Tuhanku” pada permohonannya jelas menunjukkan iblis mengakui bahawa Allah itu Tuhannya.

Apa bezanya iblis dengan kita, jika kita sebagai manusia lalai dalam mengerjakan solat, lupa untuk berzikir, membiarkan al-Quran sepi dan berhabuk, sombong untuk meminta dan berdoa, lantas langsung tiada nama Allah di bibir kita?

Jadi siapa yang lebih mulia, kita atau iblis? Walaupun iblis sama sekali tidak mengetahui sama ada doanya akan dimakbulkan tetapi iblis tetap meminta kepada Allah.

Maka, sebagai manusia dan hamba seharusnya kita membandingkan diri kita dengan iblis. Permohonan dan permintaan sang iblis, Allah kabulkan.

Tetapi kita masih malas untuk berdoa, malas untuk menadah tangan dengan rendah diri untuk meminta, malah masih ragu-ragu dengan Allah sama ada akan dikabulkan doa atau tidak.

“Dah berkurun aku berdoa, tapi Allah tak makbulkan pun doa aku.”

“Aku rasa Allah tak dengar doa aku, so tak payah dah lah aku berdoa.”

“Aku ni banyak dosa, mesti Allah tak nak makbulkan doa aku.”

“Penatlah doa, tapi sama je, tak ada apa pun.”

Ini antara dialog seorang manusia yang masih tidak meletakkan dirinya sebagai seorang hamba, yang masih bersangka-sangka dengan Allah, yang masih tidak yakin bahawa Allah Maha memakbulkan doa.

Surah Sad, surah ke 38 ayat 79 dan 80 ada berbunyi,

Iblis: “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka (manusia) dibangkitkan.”

Allah: “Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan, sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat).”

Ayat ini begitu jelas dan terang sekali, Allah memakbulkan doa dan permintaan iblis yang dilaknat.

Justeru itu kita sebagai manusia seharusnya bersungguh-sungguh dan lebih kuat doanya berbanding iblis.

Kita haruslah yakin bahawa setiap doa dan permintaan kita akan Allah kabulkan. Sematkan di dalam hati kita bahawa sedangkan iblis adalah makhluk yang akan memenuhi neraka jahanam pun Allah perkenankan permintaannya, inikan pula kita manusia yang beriman pada Allah.

Allah Taala berfirman di dalam ayatNya berbunyi,

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah sesungguhnya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaKu.”

Allah sendiri sudah berjanji akan mengabulkan doa. Siapa lagi yang setia mengotakan janji melainkan Allah? Tetapi Allah beritahu lagi bahawa untuk diperkenankan doa, ada syaratnya iaitu,

“Maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan  hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran.” (Surah Al-baqarah, ayat ke 186)

Itulah perbezaan manusia dan iblis, tatkala Allah ingin mengabulkan doa dan permintaan.

Kita sangat mulia di sisi Allah, kerana itu Allah mensyaratkan supaya kita sentiasa berada di dalam kebenaran dan keimanan kepadaNya, supaya dengan lebih mudah untuk Dia memberi apa yang kita pintakan dan memberi sebelum kita pohonkan.

Teruskan berdoa. Semoga bermanfaat 🙂

kredit : IluvIslam


Spread the love

10 Comments

  1. Sesungguhnya Allah lebih mengetahui segalanya. Allah akan beri bila tiba masa dan waktu yang sesuai. Jadi kita perlulah sentiasa bersangka baik padaNya.

  2. Allah Maha Mengetahui apa yang lebih kita butuhkan dari pada apa yang kita inginkan. Bentuk terkabulnya do’a mungkin saja beda dengan apa yang kita harapkan, karena kadang kita tidak sadar bahwa kita punya kebutuhan yang jauh lebih penting dari sekedar harapan kita.
    Maka selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita

  3. Allah Maha Mengatahui apa yang kita Butuhkan, bukan apa yang kita Inginkan.
    jadi Bentuk terkabulnya do’a belum tentu dalam bentuk apa yang kita harapkan… Mungkin Terkabul dalam bentuk lain yang sebenarnya lebih kita butuhkan dari apa yang sekedar kita harapkan, tapi kadang kita tidak sadar akan kebutuhan itu….

Comments are closed.

OTHER POSTS

Subscribe to Denaihati

Dapatkan artikel terkini terus dalam email anda!