Sudah Hilangkah rasa sayang kita pada ALLAH?

Spread the love

Semalam selepas solat Jumaat, imam buat pengumuman untuk mengerjakan solat hajat memohon kemenangan kepada Islam. Memohon kemenangan di Makamah untuk kes tuntutan penggunaan kalimah Allah oleh pihak kristian Sabah. Sungguh tersentuh hati lebih tersentuh daripada melihat penderitaan Rakyat Haiti yang dilanda gempa bumi apabila melihat 90 peratus daripada jemaah berlalu begitu sahaja meninggalkan masjid.

Kaabah

Sudah hilangkah rasa sayang kita pada Allah?” Itulah yang pertama terdetik dalam hati kecil aku.

Sebenar itu yang berlaku dalam masyarakat Islam Malaysia. Rasulullah SAW dan Para Sahabat berkorban harta benda dan darah untuk mengembangkan Islam tetapi majoriti kita dilahirkan dalam Islam maka kita tidak merasai nikmat Islam yang kita perolehi. Nikmat ini hanya kita rasai apabila kita mendapat sesuatu dengan usaha dan kesusahan. Nikmat ini hanya kita hargai apabila kita sudah kehilangannya seperti nikmat sihat hanya kita hargai apabila kita sakit.

Berapa ramai dikalanga kita yang kenal Allah atau hanya kita sekadar melafazkan kalimah Allah tanpa perasaan. Berapa ramai dikalangan kita yang berpelesiran di pasar malam, mall, tepi tembok, gerai malah di rumah tanpa merasa getaran hati apabila mendengar azan berkumandang. Kita merasakan kerja, bisnis, keluarga dan dunia ini lebih penting daripada Allah.

Ada yang tanya kenapa baru sekarang kristian Sabah menuntut menggunakan Kalimah Allah. Jawabannya :

1. Inilah masa yang paling sesuai kerana mungkin mereka telah menganalisa bahawa umat Islam sendiri sudah tidak sayang dan sudah jauh dengan Allah.

2. Ukhwah umat Islam sudah hilang. Pemimpin Islam tidak lagi boleh bersatu walaupun untuk mempertahankan Kalimah ALLAH.

Berdasar pengalaman dan pengamatan di Indonesia yang dijadikan sandaran oleh pemimpin bukan Islam juga sebahagian pemimpin Melayu, pada pandangan aku  jika penggunaan Kalimah Allah dibenarkan penggunaanya oleh pihak kristian maka tunggulah kecelaruan Islam dalam tempoh 10 – 20 tahun lagi sebagaiman berlaku di Indonesia sekarang.

Komen yang aku terima daripada bukan Islam : Do you NOT know, Christian exist before Muslim? How then “Allah” be an exclusive of Muslim, while Christian exist long before Muslim.Anyway, you may refer to some of Indonesia Bible as below, Allah have been commonly use in Malay language.http://www.einjil.com/ . http://bibledbdata.org/onlinebibles/indonesian_bis/01_001.htm. The exclusive for muslim should be الله instead of Allah. As alphabet of “A l l a h” not found in any of Al Quran.

Sudah hilangkah sayang kita pada ALLAH? Bila ada memperjuangkan untuk menggunakan Kalimah Allah tetapi perasaan kita sama sahaja tidak tersentuh walaupun imam mengajak kita untuk solat hajat. Itu belum lagi kalau ajak berjihad mengangkat senjata!! Tuntutan mereka ini bukan tuntutan kosong pasti ada Udang disebalik mee. Harapan aku janganlah Kalimah Allah juga dipolitikkan walaupun aku tahu di Malaysia ini semua hal itu politik.


Spread the love

71 Comments

    1. Bayi yang lahir dan diasuh oleh orang tua yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan memiliki peluang besar bagi penyemaian benih cintanya kepada Allah, untuk menghasilkan bibit, tumbuh, dan bersemi. Sebaliknya, bayi yang tumbuh di lingkungan non-Islam akan terkendala dalam penyemaian benih cintanya kepada Allah, sampai dia dewasa dan mampu menganalisa untuk menemukan bayangan Allah Swt. pada tiap makhluk ciptaan-Nya.

      1. Usaha menumbuhkan cinta kepada Allah Swt. adalah ibarat bertanam padi. Perlu ilmu, pengetahuan, keterampilan, kesungguhan, dan pembinaan untuk memperoleh hasil maksimal. Bila benih telah disemai akan diperoleh bibit yang siap ditanam. Agar tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang baik, tanaman padi butuh pengairan, pemupukan dan perawatan.

        1. Orang yang cintanya kepada Allah telah tumbuh dan bersemi hanya akan mengutamakan Allah dan Rasul-Nya, tak perduli dengan perkataan manusia.

          1. Dalam perkara cinta, Rasulullah Saw. telah berpesan, “Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima perkara dan lupa kepada yang lima, yaitu mereka cinta kepada dunia tapi lupa kepada akhirat, mereka cinta kepada harta benda tapi lupa kepada hisab, mereka cinta kepada makhluk tapi lupa kepada al-Khaliq, mereka cinta kepada dosa tapi lupa untuk bertaubat, dan mereka cinta kepada gedung-gedung mewah tapi lupa kepada kubur.”

            1. Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tapi tak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu, yaitu orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah tapi cintanya tertuju kepada dunia, orang yang mengaku cinta ikhlas dalam beramal tapi ia menginginkan sanjungan dari manusia, dan orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya tapi tak mau merendahkan dirinya. Semoga kita tergolong orang yang selalu berusaha menumbuhkan cinta suci kepada Allah, tak tertipu oleh bujuk rayu dunia yang fana ini.
              Curahan rasa Bang Iwan @ ..Mencari Sosok PanutanMy Profile

  1. ada satu cinta yang jika Kita memilikinya akan menjadikan Kita orang yang takkan pernah putus asa, sebuah cinta dengan kekuatan yang luar biasa. Ya, ada satu cinta, cinta yang paling kuat dalam kehidupan dunia ini.
    Curahan rasa Bang Iwan @ ..Mencari Sosok PanutanMy Profile

      1. Kenapa?? Karena Inilah sebuah cinta yang paling besar. The great of love, satu cinta yang akan memberikan sebuah kekuatan tak terbatas kecuali maut, sebuah kekuatan yang memotivasi para mujahid di medan perang.

        1. Cinta ini mampu membius seseorang dari rasa takut mati, rasa takut apapun itu, juga dari rasa sakit, putus asa, sebuah cinta yang tidak akan pernah membawa apapun selain kemenangan, tidak takut apa pun, demi sebuah cinta. Cinta apakah itu? Cinta ini tidak lain dan tidak bukan adalah cinta kepada Allah.

          Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS Al Baqarah:165)
          Curahan rasa Bang Iwan @ ..Mencari Sosok PanutanMy Profile

  2. mari kita lihat masalah kontroversi penggunaan kata “Allah” ini secara mendasar. Agar, keputusan yang kelak ada benar-benar mencerminkan keamanahan kita, khususnya pemimpin (pemerintah) dalam mengemban risalah-Nya.

    1. nama Allah telah termaktub secara jelas di dalamnya. Allah subhanawataala berfirman: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Taha: 14).

      1. Allah juga berfirman, “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri (QS. 35).

        1. Secara implisit, kalimat La Ilaha Illallah dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah itu merupakan nama diri, bukan gelar atau penisbatan tertentu. Yang demikian ini disebut sebagai isim jamid, atau kata benda yang tidak berasal usul dari kata lain sebagaimana isim musytaq

  3. Rasulullah juga menegaskan ini, sebagaimana sabda beliau, “Aku (Rasulullah SAW) orang paling dekat dengan Nabi Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Nabi-Nabi adalah bersaudara, agama mereka adalah satu meskipun ibu-ibu mereka berlainan.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Imam Ahmad).

  4. Dalam al-Qur’an, disebutkan bahwa mulai dari Nabi Yunus (QS. Yunus: 72), Nabi Ibrahim (Ali Imran: 67), dan semua Nabi dari Bani Israil (QS. Yunus: 84, QS An-Naml: 44, dan Ali Imran: 52) adalah muslim. Ini menunjukkan bahwa agama mereka adalah Islam, bukan Yahudi atau Kristen misalnya. Sebab, yang dibawa para Nabi itu adalah ajaran Tauhid, menyembah Allah Yang Esa.
    Curahan rasa Bang Iwan @ ..Komik Ketika Nurani Bicara Upaya menekan RadikalismeMy Profile

Comments are closed.

OTHER POSTS

Subscribe to Denaihati

Dapatkan artikel terkini terus dalam email anda!