Aku jumpa Lailatul Qadar

Spread the love

Dengan amalan yang ada ni rasanya belum layak untuk aku berjumpa dengan Lailatul Qadar. Aku memang tidak sibuk mencari tanda-tanda Lailatul Qadar. Aku hanya selalu berdoa semuga Allah pilih aku dapat beribadah dan berdoa di malam Lailatul Qadar yang insyallah boleh merubah kehidupan aku dan keluarga.

Mengikut kitab Duratun Nasihin oleh Usman Alkhaibawi, Lailatul Qadar dinamakan dengan Qadar yang ertinya ketentuan kerana pada malam itu ditentukan semua urusan, hukum, ketentuan rezeki dan waktu kematian serta apa-apa juga yang terjadi pada tahun itu sampai tahu yang akan datang.

Masjid Al Aqsa dari depan
Masjid Al Aqsa dari depan

Alhamdulillah Ramdhan tahun lepas aku juga tidak bertemu Lailatul Qadar tetapi rasanya Allah telah memilih aku untuk beramal dan berdoa di malam Lailatul Qadar kerana ada rasa kelainan dalam kehidupan ini. Lailatul Qadar ini adalah malam yang lebih baik daripada 1000 bulan yang Allah anugerahkan hanya kepada umat Nabi Muhamad SAW. Lailatul Qadar ini adalah hadiah yang tidak terhingga yang Allah hadiahkan secara ghaib kepada kita.

Oleh kerana Lailatul Qadar ini hadiah yang ghaib maka majoriti daripada umat Islam tidak lansung ambil kisah dan merasakan persiapan Aidil Fitri lebih penting daripada mencari Lailatul Qadar. Malanglah bagi kita yang tidak mengambil kesempatan mencari hadiah daripada Allah, hadiah yang bukan sahaja bermanafaat di dunia malah yang lebih penting di akhirat.

Insyallah jika kita terlupa tahun ini maka berusaha kita dari awal untuk mencari Lailatul Qadar pada Ramadhan tahun depan. Insyallah Lailatul Qadar boleh merubah untung nasib kita.


Spread the love

68 Comments

  1. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, yaitu:

    1. Udara dan suasana pagi yang tenang

    Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:

    “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)
    Curahan rasa fais @ ..Contest Hidup Seorang Blogger dari sobat Denaihati yang Hidup Untuk MemberiMy Profile

      1. 5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)

        Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:

        “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
        Curahan rasa fais @ ..Contest Hidup Seorang Blogger dari sobat Denaihati yang Hidup Untuk MemberiMy Profile

        1. 6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

          Wallahua’lam

    1. Sebagaimana kita ketahui, Allah menurunkan Al Quran dalam bulan Ramadan dan malam turunnya Al Quran itu adalah malam qadar, malam yang penuh keberkatan sebagaimana disampaikan oleh Allah dalam firmannya:

      “Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Quran pada malam Al Qadar dan tahukah kamu apa yang dimaksud dengan malam kemuliaan (Al Qadar) itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahterahlah (malam itu) sampai terbit fajar. “ (QS.Al Qadr ayat 1-5)

      1. Juga diriwayatkan oleh HR Bukhari dari Aisyah, Rasulullah bersabda:

        “Carilah dengan hati-hati sekali malam Al Qadar itu di malam-malam yang ganjil dari puluhan yang akhir dari Ramadan.”

        Dari firman Allah dan hadis tersebut di atas kita mengetahui bahwa malam Lailatul Qadar terjadi dalam bulan Ramadan pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Karena tidak ada seorang manusiapun yang mengetahui kapan malam yang nilainya sama dengan seribu bulan itu akan datang, terlebih lagi di negeri kita sering terjadi perbedaan penetapan awal Ramadan yang menyebabkan perbedaan jatuhnya hari-hari ganjil pada sepuluh hari terakhir.

        1. Maka sebaiknya di setiap malam sepuluh hari terakhir itu kita selalu mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar dengan memperbanyak ibadah, yaitu memperbanyak salat, istighfar, tahlil, tahmid dan ibadah-ibadah lainnya.

  2. demikian sekedar kongsi pendapat untuk mengisi ruang koment yang kosong ini, kalaupun ada yang salah, sudilah kiranya dimaafkan.

  3. Rasulullah SAW bersabda: “Perangilah nafsu kamu dengan menahan lapar dan dahaga, karena pahalanya seperti pahala orang yang berjihad di jalan Allah dan tidak ada amalan yang disukai di sisi Allah daripada menahan lapar dan dahaga”. Wallahu a’lam.

  4. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang maha mendengar dan yang maha mengabulkan do’a. Semoga shalawat dan salam sejahtera Allah senantiasa terlimpah bagi hamba dan Rasul-Nya yang mulia Muhammad SAW”.

  5. “Ya Allah, tolonglah kami untuk bisa melakukan ibadah pada malam kemuliaan. Berikan kepada kami berkat kebajikannya. Ampunilah kami. Terimalah permohonan kami agar Engkau berkenan membebaskan kami semua dari siksa neraka.

  6. Agaknya masalah tersebut tidak perlu diperdebatkan, karena seluruh malam yang ganjil dari sepuluh malam terakhir, terdapat hadist yang memaparkan bahwa malam itu adalah lailatul qadr. Menurut pandangan kami (Athiyah Muhammad Salim), yang tepat ialah bahwa lailatul qadr itu tidak menentu dan berpindah-pindah.

  7. Rasulullah SAW sudah menjelaskan kepada para sahabatnya mengenai tanggal dari pada malam lailatul qadr tersebut, yakni disekitar bilangan sepuluh hari yang terakhir pada bulan Ramadhan.

  8. Do’a tersebut mencakup segala kebajikan. Masalahnya kalau orang sudah diberikan ampunan, maka jiwa dan raganya akan terpelihara. Ia pun akan dipelihara dari hisab (perhitungan amal) dan siksa, sehingga ia akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

  9. Malam kemuliaan merupakan karunia yang tiada duanya. Siapapun yang sampai terlambat memanfaatkannya, maka sama halnya ia telah berlaku aniaya terhadap dirinya sendiri. Karena istrinya Aisyah ra, Rasulullah SAW pernah memberikan wasiat:
    “Apabila kamu mendapati malam itu (lailatul qadr), maka bacalah do’a ini: Allahumma innaka ‘afqun tuhibbul ‘afwa fa’annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku)” (HR Tarmidzi).

  10. Ini mendorong kita untuk menyuarakan kepada segenap dunia bahwa sesungguhnya agama kita dan misi atau risalah nabi kita, adalah agama dan misi kesejahteraan yang selalu diperbaharui setiap tahunnya.

  11. Para malaikat pun ikut turun dengan membawa segenap kesejahteraan. Pada malam itu seolah-olah seluruh dunia tengah terjaga menyambut tanda-tanda kesejahteraan, kedamaian, kebajikan dan keselamatan.

  12. Apabila Jibril waktu itu turun dengan membawa wahyu dan syariat Islam, maka pada malam kemuliaan itu beliau turun lagi setelah mendapat izin dari Rabbnya untuk mengatur segala urusan yang berlaku setahun bagi penghuni bumi.

  13. Satu lagi keistimewaan malam kemuliaan tersebut ialah, kalau peristiwa turunnya malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW membawa wahyu sudah berlalu, maka pada malam kemuliaan itu seakan-akan merupakan rekonstruksinya ataupun demi pembaharuan kesejahteraan bagi manusia.

  14. Karenanya, gelap kesesatan hilang sirna. Pada malam itu Allah menghidupkan hati manusia kalau mereka mau melakukan amal-amal yang saleh. Pada malam itu turun para malaikat dan termasuk juga Jibril.

Comments are closed.

OTHER POSTS

Subscribe to Denaihati

Dapatkan artikel terkini terus dalam email anda!